assalaamu'alaikum

assalaamu'alaikum

Jumat, 29 Oktober 2010

Inspirator women!

Dari sang istri...04 Januari 2009

Catatan Seorang Ukhti...
Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang Menciptakan...!

Ya ALLAH, Janganlah Engkau hukum aku karena apa yang mereka katakan tentang aku. Berikanlah kebaikan padaku dari apa yang mereka sangkakan kepadaku. Ampunilah aku karena apa yang tidak mereka ketahui tentang diriku…

Demi ALLAH… bukannya ana ingin mendzolimi saudara ana sendiri, bukan ingin mempersulit jalannya, bukan itu tujuan ana. Tujuan ana hanya ALLAH… ana ingin ketika saatnya nanti ana harus menikah, ana ingin menikah dengan orang yang belum pernah ana lihat wajahnya, belum pernah ana kenal namanya, belum pernah ana dengar suaranya, dan belum pernah ana tau bagaimana akhlaknya... itu semua yang ana inginkan agar tujuan ini tidak bergeser, agar niatan ini lurus padaNYA, agar nantinya tidak akan ada fitnah yang muncul… untuk DIA-lah segalanya.

Bukankah sarana tidak bisa bergeser jadi tujuan??? Karenanya dengan siapapun nantinya ana menggenabkan dien ini… itu tidak akan jadi soal, itu hanya sarana. Tujuan ana hanya menggenabkan dien ini…hanya untuk-NYA. Ana tidak perlu terlalu fokus pada “sarana” saja, karena itu bukanlah “tujuan” utama.

Kekhawatiran akan selalu muncul ketika kaki ini harus melangkah ke luar rumah untuk berbagai aktifitas da’wah. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjaga hijabnya dan juga hijab antar saudaranya. Ana khawatir jika seseorang “tergoda” karena tingkah laku ana… entah itu tergoda untuk apa, ana tidak bisa mendeskripsikannya. Khawatir jika ana di khitbah karena akhlak atau bahkan karena fisik. Ana tidak menginginkan keduanya. Dan jika ada yang tergoda karenanya…maka itulah sebuah kesalahan terbesar ana. Astaghfirulloh… ampunkanlah dosaku Ya ALLAH, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau-lah pengampun dosa-dosa besar… amin.

Memang bukan standar baku…, dan bukan sebuah kesalahan si ikhwan… tetap ahsan insya ALLAH jika alasannya karena telah melihat akhlak...bukan fisik semata. Tapi ana ingin yang lebih mulai dari itu…

Ana tidak ingin menikah hanya karena ingin menjaga hijab karena telah “bergetar” hatinya ketika melihat akhlak si ini atau si itu. Terjaganya hijab, ketenangan qolbu, hanya ibroh di balik perintahNYA untuk menggenabkan dien...bukan sebuah nash. Menikah adalah perintahNYA. Sami’na wa atho’na…

Apakah sekarang ini sudah sering terjadi, seorang ikhwan mendatangi ustadznya untuk mengutarakan niatnya berta’aruf dengan “si akhwat ini atau itu”…? Ia telah menyebut nama si akhwat di depan ustadznya terlebih dulu, terlihat seperti memesan si akhwat. Kenapa harus menyebutkan nama terlebih dulu? Allahu’alam… apa sebenarnya maksud di balik itu…?

Dan sudah tidak jarang lagi ketika si akhwat yang dituju menolak karena ketidaksiapan pribadi atau ortunya, si ikhwan lantas berkata “ana akan menunggu” atau “bolehkan ana maju kembali di kemudian hari, mungkin 1,2, atau 3 tahun lagi ukhti, hingga anti dan keluarga anti siap menerima ana…?”

Pada awalnya ia berkata, insya ALLAH niatnya menikah lurus untuk menggenabkan dien semata..., lantas kenapa ia harus memilah-milih si akhwat ? kenapa harus dengan akhwat ini atau itu, hingga ia mau menunggu ? Bukankah itu hanya wujud sarana untuk mencapai tujuannya, yakni ALLAH…??? Bukankah menunggu akan membuka pintu-pintu syaitan ???

Bukankah harusnya ketika ia mengutarakan kesiapannya menikah, ia juga harus siap “menjadikan” siapapun nantinya yang jadi penggenab diennya, akan jadi seseorang yang menentramkan qolbunya, menjadi istri yang sholehah, yang dicemburui para bidadari surga, dan membuat dirinya di”iri”i para syuhada ?

Bukankah “menjadikan” lebih mulia daripada sekedar “mencari” untuk memilih ?

Bukankah semua “proses” menuju akad tidak ahsan berlangsung lama ? karena dikhawatirkan akan muncul fitnah di antara kedua belah pihak.

Kenapa ia mau menunggu, padahal si akhwat tidak mau ditunggu atau pun menunggu…?

Sampai di sini, salahkah jika ikhwan seperti itu…tertolak ? Ikhwan yang sebelumnya si akhwat kenal baik…

Apa sebelumnya si ikhwan pernah membayangkan apa yang akan terjadi jika ia menunggu, akan ada perasaan lain yang sebelumnya tidak pernah ada ketika bertemu, dan kini timbul karena pinangannya ? karena ia telah menyebut nama si akhwat, karena si akhwat telah tau maksudnya ?

Bagaimana menjaga ketenangan qolbu jika harus bertemu dengan sosoknya di suatu tempat misalnya di kampus atau medan da’wah lainnya, setelah maksudnya terdengar di telinga si akhwat ? apa si ikhwan juga merasakan kegelisahan si akhwat ? apa ia bisa menjaga ketenangan qolbu si akhwat ? apa ia bisa merasakan sakitnya qolbu si akhwat jika tanpa sengaja bertemu dengannya atau sekedar terbayangkan maksud dan tujuannya pada si akhwat ?

Ana tidak ingin mendengar berita ana dikhitbah, sekalipun berita itu datangnya dari ustadzah ana. Apalagi jika berita itu tersampaikan dari si ikhwan yang langsung menyampaikannya tanpa perantara. Na’udzubillah…tsumma na’udzubillah… karena setidaknya dengan adanya pendamping/perantara yang lebih paham akan membantu kedua belah pihak untuk menjaga semua “proses” dari fitnah dan bisa membantu mengingatkan ketika langkah yang diambil kurang benar. Jadi lebih ahsan dengan adanya pendamping atau perantara yang ana yakini lebih paham daripada ana.Allohu a'lam

Salsabila Change TheWorld

Jumat, 08 Oktober 2010

10 arti senyuman

1. Senyum membuat Anda lebih menarik.
Orang yg byk tersenyum memiliki daya tarik.
Orang yg suka tersenyum membuat perasaan orang disekitarnya nyaman dan senang.
Orang yg selalu merengut, cemburut, mengerutkan kening, dan menyeringai membuat orang-orang disekeliling tidak nyaman..
Dipastikan orang yg byk tersenyum memiliki byk teman.

2. Senyum mengubah perasaan
Jika Anda sedang sedih, cobalah tersenyum.
Senyuman akan membuat perasaan menjadi lebih baik.
Menurut penelitian, senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah..

3. Senyum menular
Ketikan seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi lebih riang.
Orang disekitar Anda pasti akan ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia

4. Senyum menghilangkan stres
Stres bisa terlihat di wajah.
Senyuman bisa menghilangkan mimik lelah, bosan, dan sedih.
Ketika anda stres,ambil waktu untuk tersenyum.
Senyuman akan mengurangi stres dan membuat pikiran lebih jernih.

5. Senyum meningkatkan imunitas.
Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik.
Fungsi imun tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks.
Menurut penelitian, flu dan batuk bisa hilang dengan senyum.

6. Senyum menurunkan tekanan darah
Tidak percaya? Coba Anda mencatat tekanan darah saat anda tidak tersenyum dan catat lagi tekanan darah saat anda tersenyum saat diperiksa.
Tekanan darah saat Anda tersenyum pasti lebih rendah.

7. Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin
Senyum ibarat obat alami.
Senyum bisa menghasilkan endorphin,pemati rasa alamiah, dan serotonin.
Ketiganya adalah hormon yg bisa mengendalikan rasa sakit.

8. Senyum membuat awet muda
Senyuman menggerakkan banyak otot .
Akibatnya otot wajah terlatih sehingga anda tidak perlu melakukan face lift.
Dijamin dengan byk tersenyum Anda akan terlihat lebih awet muda.

9. Senyum membuat Anda kelihatan sukses
Orang yg tersenyum terlihat lebih percaya diri,terkenal, dan bisa diandalkan.
Pasang senyum saat rapat atau bertemu dengan klien.
Pasti kolega Anda akan melihat Anda lebih baik.

10. Senyum membuat orang berpikir positif.
Coba lakukan ini : pikirkan hal buruk sambil tersenyum. Pasti susah.
Penyebabnya, ketika Anda tersenyum,tubuh mengirim sinyal "hidup adalah baik".
Sehingga saat tersenyum, tubuh menerimanya sebagai anugerah

http://vadismart.blogspot.com/2009/02/10-arti-senyuman.html

Senin, 04 Oktober 2010

eitss jangan mendekati zinaa!!!

Resah dan gelisah kian menghantui hari-harinya. Manakala usia telah melewati kepala tiga, sementara jodoh tak kunjung datang. Apalagi jika melihat disekitarnya, semua teman-teman seusianya, bahkan yang lebih mudah darinya telah naik ke pelaminan atau sudah memiliki keturunan. Baginya, ini suatu kenyataan yang menyakitkan sekaligus membingungkan. Menyakitkan tatkala masyarakat memberinya gelar sebagai “bujang lapuk” atau“perawan tua” , “tidak laku”.Membingungkan tatkala tidak ada yang mau peduli dan ambil pusing dengan masalah yang tengah dihadapinya.

Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Menanti adalah hal yang paling membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu “Kapan aku menikah??”.

Apalagi anggapan yang berkembang di kalangan wanita, bahwa semakin tua usia akan semakin sulit mendapatkan jodoh. Sehingga menambah keresahan dan mengikis rasa percaya diri. Sebagian wanita yang masih sendiri terkadang memilih mengurung diri dan hari-harinya dihabiskan dengan berandai-andai.

Ini adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri sebab hal ini bisa saja terjadi pada saudari kita, keponakan, sepupu atau keluarga kita. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini, tingginya batas mahar dan uang nikah yang ditetapkan. Hal ini banyak terjadi dinegeri kita -khususnya di daerah sulawesi-. Telah banyak kisah para pemuda yang sudah ingin sekali menikah, mundur dari lamarannya hanya karena tidak mampu menghadapi mahar yang ditetapkan. Setan pun mendapatkan celah untuk menggelincirkan anak-anak Adam sehingga melakukan perkara-perkara terlarang mulai dari kawin lari sampai pada perbuatan-perbuatan yang hina (zina), bahkan sampai menghamili sebagai solusi dari semua ini. Padahal agama yang mulia ini telah menjelaskan bahwa jangankan zina, mendekati saja diharamkan,

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”. (QS. Al-Israa’:32 )

Al-Allamah Muhammad bin Ali Asy-Syaukaniy-rahimahullah- berkata, “Di dalam larangan dari mendekati zina dengan cara melakukan pengantar-pengantarnya terdapat larangan dari zina –secara utama-, karena sarana menuju sesuatu, jika ia haram, maka tujuan tentunya haram menurut konteks hadits”.[Lihat Fathul Qodir (3/319)]

Pembaca yang budiman, sesungguhnya islam adalah agama yang mudah; Allah I telah anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat bagi mereka. Hal ini nampak jelas dari syari’at-syari’at dan aturan yang ada di dalamnya, dipenuhi dengan rahmat, kemurahan dan kemudahan. Allah I telah menegaskan di dalam kitab-Nya yang mulia,

“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)”. (QS.Thohaa :1-3)

Allah I berfirman

“Allah tidak menghendaki menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur.“(QS. : Al-Maidah: 6)

Namun sangat disayangkan kalau kemudahan ini, justru ditinggalkan. Malah mencari-cari sesuatu yang sukar dan susah sehingga memberikan dampak negatif dalam menghalangi kebanyakan orang untuk menikah, baik dari kalangan lelaki, maupun para wanita, dengan meninggikan harga uang pernikahan dan maharnya yang tak mampu dijangkau oleh orang yang datang melamar. Akhirnya seorang pria membujang selama bertahun-tahun lamanya, sebelum ia mendapatkan mahar yang dibebankan. Sehingga banyak menimbulkan berbagai macam kerusakan dan kejelekan, seperti menempuh jalan berpacaran. Padahal pacaran itu haram, karena ia adalah sarana menuju zina. Bahkan ada yang menempuh jalan yang lebih berbahaya, yaitu jalan zina !!

Di sisi yang lain, hal tersebut akan menjadikan pihak keluarga wanita menjadi kelompok materealistis dengan melihat sedikit banyaknya mahar atau uang nikah yang diberikan. Apabila maharnya melimpah ruah, maka merekapun menikahkannya dan mereka tidak melihat kepada akibatnya; orangnya jelek atau tidak yang penting mahar banyak !! Jika maharnya sedikit, merekapun menolak pernikahan, walaupun yang datang adalah seorang pria yang diridhoi agamanyadan akhlaknya serta memiliki kemampuan menghidupi istri dan anak-anaknya kelak. Padahal Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-telah mamperingatkan,

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِيْنَهُ فَزَوِّجُوْهُ . إِلَّا تَفْعَلُوْا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِيْ الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ

“Jika datang seorang lelaki yang melamar anak gadismu, yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah (musibah) dan kerusakan yang merata dimuka bumi “[HR.At-Tirmidziy dalam Kitab An-Nikah(1084 & 1085), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah(1967). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1022)]

Jadi, yang terpenting dalam agama kita adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan sekedar kekayaan dan kemewahan. Sebuah rumah yang berhiaskan ketaqwaan dan kesholehan dari sepasang suami istri adalah modal surgawi, yang akan melahirkan kebahagian, kedamaian, kemuliaan, dan ketentraman. Namun sangat disayangkan sekali, realita yang terjadi di masyarakat kita, jauh dari apa yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hanya karena perasaan “malu” dan “gengsi” hingga rela mengorbankan ketaatan kepada Allah; tidak merasa cukup dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan dalam syari’at-Nya. Mereka melonjakkan biaya nikah, dan mahar yang tidak dianjurkan di dalam agama yang mudah ini. Akhirnya pernikahan seakan menjadi komoditi yang mahal, sehingga menjadi penghalang bagi para pemuda untuk menyambut seruan Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya”. [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa’iy (2246)]

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah menganjurkan umatnya untuk mempermudah dan jangan mempersulit dalam menerima lamaran dengan sabdanya,

مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَسْهِيْلُ أَمْرِهَا وَقِلَّةُ صَدَاقِهَا

“Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (2231)]

Oleh karena itu, pernah seseorang datang kepada Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- seraya berkata,“Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita.” Beliau bersabda, “Engkau menikahinya dengan mahar berapa?” orang ini berkata:”empat awaq (yaitu seratus enam puluh dirham)”. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

عَلَى أَرْبَعِ أَوَاقٍ ؟ كَأَنَّمَا تَنْحِتُوْنَ الْفِضَّةَ مِنْ عَرْضِ هَذَا الْجَبَلِ مَا عِنْدَنَا مَا نُعْطِيْكَ وَلَكِنْ عَسَى أَنْ نَبْعَثَكَ فِيْ بَعْثٍ تُصِيْبُ مِنْهُ

“Dengan empat awaq (160 dirham)? Seakan-akan engkau telah menggali perak dari sebagian gunung ini. Tidak ada pada kami sesuatu yang bisa kami berikan kepadamu. Tapi mudah-mudahan kami dapat mengutusmu dalam suatu utusan (penarik zakat) ; engkau bisa mendapatkan (empat awaq tersebut)”. [HR, Muslim(1424)].

Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An-Nawawiy-rahimahullah- berkata tentang sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang kami huruf tebalkan, “Makna ucapan ini, dibencinya memperbanyak mahar hubungannya dengan kondisi calon suami”.[Lihat Syarh Shohih Muslim (6/214)]

Perkara meninggikan mahar, dan mempersulit pemuda yang mau menikah, ini telah diingkari oleh Umar -radhiyallahu ‘anhu-. Umar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

أَلَا لَا تَغَالُوْا بِصُدُقِ النِّسَاءِ فَإِنَّهَا لَوْ كَانَتْ مَكْرَمَةً فِيْ الدُّنْيَا أَوْ تَقْوًى عِنْدَ اللهِ لَكَانَ أَوْلَاكُمْ بِهَا النََّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَصْدَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِمْرَأَةً مِنْ نِسَائِهِ وَلَا أُصْدِقَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ بَنَاتِهِ أَكْثَرَ مِنْ ثِنْتَيْ عَشَرَ أُوْقِيَةٌ

“Ingatlah, jangan kalian berlebih-lebihan dalam memberikan mahar kepada wanita karena sesungguhnya jika hal itu adalah suatu kemuliaan di dunia dan ketaqwaan di akhirat, maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah orang yang palimg berhak dari kalian. Tidak pernah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memberikan mahar kepada seorang wanitapun dari istri-istri beliau dan tidak pula diberi mahar seorang wanitapun dari putri-putri beliau lebih dari dua belas uqiyah (satu uqiyah sama dengan 40 dirham)” .[HR.Abu Dawud (2106), At-Tirmidzi(1114),Ibnu Majah(1887), Ahmad(I/40&48/no.285&340). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3204)]

Pembaca yang budiman, pernikahan memang memerlukan materi, namun itu bukanlah segala-galanya, karena agungnya pernikahan tidak bisa dibandingkan dengan materi. Janganlah hanya karena materi, menjadi penghalang bagi saudara kita untuk meraih kebaikan dengan menikah. Yang jelas ia adalah seorang calon suami yang taat beragama, dan mampu menghidupi keluarganyanya kelak. Sebab pernikahan bertujuan menyelamatkan manusia dari perilaku yang keji (zina), dan mengembangkan keturunan yang menegakkan tauhid di atas muka bumi ini.

Oleh karena itu, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- perkah bersabda,

ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُ الْغَازِيْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ التَّعَفُّفَ

“Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri“. [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa’iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3089)]

Orang tua yang bijaksana tidak akan tentram hatinya sebelum ia menikahkan anaknya yang telah cukup usia. Karena itu adalah tanggung-jawab orang tua demi menyelamatkan masa depan anaknya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran orang tua semua untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Ingatlah sabda Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ

“Agama adalah mudah dan tidak seorangpun yang mempersulit dalam agama ini, kecuali ia akan terkalahkan”. [HR. Al-Bukhary (39), dan An-Nasa’iy(5034)]

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan umatnya untuk menerapkan prinsip islam yang mulia ini dalam kehidupan mereka sebagaimana dalam sabda Beliau,

يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا

“permudahlah dan jangan kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari”. [HR.Al-Bukhary(69& 6125), dan Muslim(1734)]

Syaikh Al-Utsaimin-rahimahullah- berkata, “Kalau sekiranya manusia mencukupkan dengan mahar yang kecil, mereka saling tolong menolong dalam hal mahar(yakni tidak mempersulit) dan masing-masing orang melaksanakan masalah ini, niscaya masyarakat akan mendapatkan kebaikan yang banyak, kemudahan yang lapang, serta penjagaan yang besar, baik kaum lelaki maupun wanitanya”.[Lihat Az-Zawaaj]

sumber http://aahabib.co.cc/catatan-kecil/jeritan-anak-muda/

Senin, 27 September 2010

perbedaan pendapat tentang hukum wanita haidh membaca Al-Qur'an

Oleh: Syaikh Shâlih Fauzân bin `Abdullâh Al-Fauzân

Syaikh Shâlih Fauzân bin `Abdullâh Al-Fauzân ditanya:

Apakah boleh seorang wanita yang sedang haid membaca Alqur’ân dengan hafalan, jika hal ini tidak boleh maka apakah berdosa jika mengajari Alqurân kepada anak-anaknya khususnya jika mereka berada di madrasah dalam keadaan haid?

Maka beliau menjawab:

Seorang wanita yang haid tidak boleh membaca Alqur’ân baik dengan memegang mushaf atau dengan hafalan karena dia sedang berhadats besar dan orang yang berhadats besar seperti wanita haid dan orang yang junub tidak boleh membaca Aqur’ân karena Nabi -Shallallâhu `alaihi wa sallam- tidak membaca Alqur’ân jika beliau sedang junub. Dan haid adalah hadats besar seperti junub yang mencegah seseorang membaca Alqur’ân.

Tetapi dalam keadaan takut lupa, yaitu jika wanita haid hafal beberapa surat Alqur’ân atau hafal Alqur’ân dan dia takut lupa jika tidak membaca, karena waktu haid itu lama sehingga Alqur’ân yang telah dihafalkan bisa lupa, maka tidak mengapa dia membaca Alqur’ân dalam keadaan ini, karena hal itu darurat, sebab kalau dia tidak membaca Alqur’ân maka dia akan lupa. Seperti itu juga seorang siswa, jika datang waktu ujian dalam materi Alqur’ân dan dia sedang haid kemudian masa haidnya lama sehingga tidak mungkin mengikuti ujian tersebut kecuali bila haidnya berhenti maka tidak mengapa dia membaca Alqur’ân untuk ujian. Sebab kalau dia tidak membacanya tentu ujiannya gagal dan dia tidak sukses dalam ujian Alqur’ân dan ini membahayakannya. Maka dalam keadaan ini juga, seorang siswi boleh membaca Alqur’ân untuk mengikuti ujian baik dengan hafalan dan dengan memegang mushaf, tetapi dengan syarat dia tidak menyentuhnya kecuali dengan penghalang (misalnya dengan memakai kaos tangan, pent).

Adapaun wanita haid membaca Alqur’ân karena untuk mengajar, maka hal ini tidak boleh karena bukan darurat. Wallâhu a`lam.

Sumber: فتاوى المرأة المسلمة كل ما يهم المرأة المسلمة في شؤون دينها ودنياها disusun oleh Abu Malik Muhammad bin Hamid bin Abdul Wahhab. Edisi Indonesia: Wanita Bertanya Ulama Menjawab (Kumpulan Fatwa tentang Wanita); hal. 118-119. Penerjemah: Abu Najiyah Muhaimin. Editor: Abu Muhammad Harits Abrar Thalib. Penerbit: An Najiyah Sukoharjo. Disalin untuk http://akhwat.web.id.

Oleh : Kapten Hafiz Firdaus Abdullah

Antara soalan yang lazim dikemukakan oleh para muslimah adalah bagaimana mereka dapat memanfaatkan bulan Ramadhan apabila didatangi haid. Ini kerana apabila mereka didatangi haid, mereka tidak boleh berpuasa, tidak boleh bersolat – khasnya solat tarawih dan tidak boleh membaca al-Qur’an. Lalu apakah yang boleh mereka amalkan agar hari-hari Ramadhan tidak berlalu begitu sahaja ketika mereka didatangi haid?


Penulis menjawab, kalian boleh membaca al-Qur’an ketika haid. Jawapan ini secara automatis dibalas dengan soalan: “Bukankah wanita yang didatangi haid dilarang daripada memegang dan membaca al-Qur’an?” Soalan ini memerlukan jawapan yang panjang lagi mendalam. Berikut adalah jawapan penulis tentang hukum sebenar bagi wanita memegang dan membaca al-Qur’an ketika didatangi haid, sama ada di bulan Ramadhan atau selain Ramadhan.

Pertama: Hukum wanita yang didatangi haid memegang al-Qur’an.


Umumnya terdapat dua pendapat, yang pertama mengatakan tidak boleh manakala yang kedua berkata boleh.
Pendapat yang pertama merujuk kepada firman Allah:


Yang tidak disentuh melainkan oleh makhluk-makhluk yang diakui bersih suci.

[al-Waqiah 56:79]

Diikuti dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:


Tidaklah menyentuh al-Qur’an dan tidak juga mushaf melainkan orang yang suci.[1]

Manakala bagi pendapat kedua, mereka berpegang kepada kaedah bahawa seseorang wanita yang sedang haid boleh melakukan semua perkara seperti biasa melainkan wujud dalil tepat (qathi) yang melarangnya. Dalam hal ini yang jelas dilarang adalah bersolat, berpuasa, melakukan tawaf dan bersetubuh. Adapun hukum memegang al-Qur’an, tidak ada dalil tepat yang melarang seseorang yang sedang haid daripada memegangnya.


Ayat al-Qur’an yang dijadikan rujukan oleh pendapat pertama adalah tidak tepat untuk dijadikan hujah kerana perkataan al-Mutatahharun sebenarnya merujuk kepada para malaikat sebagaimana yang boleh dilihat daripada keseluruhan ayat yang berkaitan:


Bahawa sesungguhnya itu ialah Al-Quran yang mulia, Yang tersimpan dalam Kitab yang cukup terpelihara, Yang tidak disentuh melainkan oleh makhluk-makhluk yang diakui bersih suci; Al-Quran itu diturunkan dari Allah Tuhan sekalian alam. [al-Waqiah 56:77-80][2]

Berkata Ibnu Abbas radhiallahu 'anh, ayat “fii Kitabim-maknun” bererti di langit, yakni di al-Lauh al-Mahfuz manakala al-Mutatahharun adalah para malaikat yang suci.[3]


Justeru keseluruhan ayat sebenarnya menerangkan tentang kitab al-Qur’an yang sebelum ini tersimpan dalam al-Lauh al-Mahfuz, di sana ia tidak disentuh oleh sesiapa kecuali para malaikat sehinggalah ia diturunkan ke bumi kepada manusia.


Hadis yang dijadikan dalil melarang adalah juga tidak tepat sandarannya kerana perkataan al-Taharun yang bererti suci adalah satu perkataan yang memiliki banyak erti (lafaz Mushtarak) dan mengikut kaedah Usul Fiqh: Sesuatu perkataan yang memiliki banyak erti tidak boleh dibataskan kepada satu maksud tertentu melainkan wujud petunjuk yang dapat mendokongi pembatasan tersebut.


Perkataan suci dalam hadis di atas boleh bererti suci daripada najis seperti tahi dan air kencing. Boleh juga bererti suci daripada hadas besar seperti haid dan junub, dan suci daripada hadas kecil yakni seseorang yang dalam keadaan wudhu’.


Ia juga boleh bererti suci dari sudut akidah sepertimana firman Allah terhadap orang-orang musyrik:


Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis. [al-Taubah 9:28]


Oleh itu perlu dicari maksud sebenar kepada perkataan suci dalam hadis di atas. Salah satu caranya ialah dengan mengkaji keseluruhan hadis di mana ia sebenarnya adalah sepucuk surat yang dihantar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada seorang sahabat di Yaman. Pada saat itu Yaman adalah sebuah wilayah yang penduduknya masih terdiri daripada campuran orang bukan Islam dan Islam, justeru kemungkinan yang besar adalah surat tersebut bertujuan melarang al-Qur’an daripada disentuh oleh orang bukan Islam.


Himpunan antara asal usul hadis dan rujukan al-Qur’an kepada orang musyrik sebagai najis dapat mengarah kepada satu petunjuk yang tepat bahawa erti suci dalam hadis di atas sebenarnya merujuk kepada orang Islam. Justeru keseluruhan hadis sebenarnya melarang orang-orang bukan Islam daripada memegang kitab atau mushaf al-Qur’an.

Akhirnya jika dianalisa antara dua pendapat di atas, yang lebih tepat adalah pendapat kedua yang membolehkan seorang wanita yang sedang haid untuk memegang al-Qur’an.

TOP

Kedua: Hukum wanita yang didatangi haid membaca al-Qur’an.


Dalam persoalan ini terdapat sebuah hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:


Tidak boleh membaca sesuatu apa jua daripada al-Qur’an seorang yang dalam keadaan junub atau haid.[4]


Hadis ini memiliki beberapa jalan periwayatan namun setiap darinya adalah dha‘if. Berkata Imam al-Nawawi rahimahullah (676H):[5]

Adapun hadis Ibn Umar: “Tidak boleh membaca sesuatu apa jua daripada al-Qur’an seorang yang dalam keadaan junub atau haid” , maka ia diriwayatkan oleh al-Tirmizi, Ibn Majah, al-Baihaqi dan selainnya. Ia adalah hadis yang dha‘if, didha‘ifkan oleh al-Bukhari, al-Baihaqi dan selainnya. Kedha‘ifan yang terdapat padanya adalah jelas.


Namun sebahagian ahli fiqh tetap melarang seorang wanita yang sedang haid daripada membaca al-Qur’an kerana diqiyaskan keadaan haid kepada keadaan junub.[6]


Namun hal ini dianggap tidak tepat kerana dua sebab:

1. Peranan qiyas ialah mengeluarkan hukum bagi perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Apa-apa perkara baru yang wujud selepas itu, maka hukumnya disandarkan secara analogi kepada sesuatu yang sudah sedia dihukumkan pada zaman Rasulullah berdasarkan kesamaan sebabnya (‘illat). Adapun haid, maka ia adalah sesuatu yang wujud secara lazim pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila pada zaman itu Allah dan Rasul-Nya tidak menjatuhkan hukum melarang wanita yang haid daripada membaca al-Qur’an, maka tidak perlu bagi orang-orang terkemudian membuat hukum yang baru.

2. Haid dan junub adalah dua keadaan yang jauh berbeza. Junub adalah satu keadaan di mana seseorang itu memiliki pilihan untuk berada dalamnya atau tidak, dan seseorang itu boleh keluar daripada keadaan junub pada bila-bila masa melalui mandi wajib atau tayamum. Berbeza halnya dengan haid, ia bermula dan berakhir tanpa pilihan.


Sebahagian lain melarang atas dasar memelihara kesucian dan keagungan al-Qur’an. Justeru mereka berpendapat tidak boleh membaca (mentilawahkan) al-Qur’an kecuali beberapa perkataan atas dasar zikir dan memperoleh keberkatan.[7]

Pendapat ini juga dianggap kurang tepat kerana seseorang wanita, sama ada dalam keadaan haid atau tidak, tetap dianggap suci dan dihalalkan bagi mereka semua yang dihalalkan melainkan wujudnya dalil yang sahih yang melarang sesuatu ibadah seperti solat, puasa, tawaf dan bersetubuh. Adapun pensyari‘atan mandi wajib selepas berakhirnya tempoh haid, ia adalah penyucian atas sesuatu yang sedia suci dan bukannya penyucian atas sesuatu yang sebelum itu bersifat najis. Oleh itu tidaklah berkurang sedikitpun kesucian dan keagungan al-Qur’an apabila ia dibaca oleh seseorang wanita yang sedang dalam keadaan haid.


Pernah sekali Abu Hurairah radhiallahu 'anh mengasingkan diri daripada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau balik ke rumah untuk mandi wajib dan kemudian kembali. Rasulullah bertanya kenapakah dilakukan sedemikian, lalu Abu Hurairah menerangkan bahawa tadi beliau sebenarnya dalam keadaan junub.


Mendengar itu Rasulullah bersabda:


Subhanallah! Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya orang mukmin tidaklah ia menjadi najis.[8]


Kata-kata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas bersifat umum, menunjukkan bahawa seorang mukmin tidaklah ia sekali-kali akan berada dalam keadaan najis sekalipun dia dalam keadaan junub. Termasuk dalam keumuman hadis ini ialah wanita yang sedang haid.


Sebagai rumusan kepada kupasan ini, berikut dinukil kata-kata Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah (728H):[9]

Sesungguhnya para wanita mereka mengalami haid pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka seandainya membaca al-Qur’an diharamkan ke atas mereka (ketika haid) sepertimana solat, pasti baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan menjelaskannya kepada umatnya.
Baginda akan mengajarnya kepada para Ummul Mukminun (para isteri baginda) dan akan dinukil daripada mereka oleh orang ramai. Akan tetapi tidak ada satupun (riwayat) yang melarang yang dinukil daripada Nabi. Oleh itu hal ini tidak boleh dianggap terlarang padahal telah diketahui bahawa baginda tidak melarangnya. Justeru jika baginda tidak melarangnya padahal ramai wanita yang haid di zamannya, maka sesungguhnya ketahuilah bahawa ia sememangnya tidak haram.

Kesimpulan:


Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman:


Alif-Lam-Mim. Kitab Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya; ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertaqwa.
[al-Baqarah 2:1-2]


Setiap individu Muslim yang bertaqwa memerlukan al-Qur’an sebagai kitab yang memberi petunjuk kepada mereka. Petunjuk ini diperlukan pada setiap masa dan tempat, termasuk oleh para wanita ketika mereka didatangi haid. Tidak mungkin untuk dikatakan bahawa ketika haid mereka tidak memerlukan petunjuk dalam kehidupan sehari-harian mereka. Atas keperluan inilah al-Qur’an dan al-Sunnah yang sahih tidak melarang para wanita yang didatangi haid daripada memegang dan membaca al-Qur’an seperti biasa. Adapun pendapat yang mengatakan ianya haram, ia adalah pendapat yang lemah sekalipun masyhur.


-------------------------------------------------------------------------------------------


[1] Sahih: Hadis daripada ‘Amr bin Hazm radhiallahu 'anh, dikeluarkan oleh Ibn Hibban, al-Hakim, Baihaqi dan lain-lain melalui beberapa jalan yang setiap darinya memiliki kelemahan. Namun setiap darinya saling menguat antara satu sama lain sehingga dapat diangkat ke taraf sahih, atau setepatnya sahih lighairihi. Lihat semakan Badri Abdul al-Samad dalam al-Itihaf bi Takhrij Ahadith al-Isyraf ‘ala Masail al-Ikhtilaf (Dar al-Buhts, Dubai 1999), jld. 1, ms. 77-82.


[2] Ayat yang sama ini juga digunakan oleh mereka yang berpendapat wajib berwudhu’ sebelum memegang al-Qur’an, baik bagi lelaki atau wanita. Berdasarkan penjelasan yang sama di atas, dapat diketahui bahawa tidaklah tepat untuk menggunakan ayat ini sebagai dalil wajib berwudhu’. Oleh itu yang benar adalah, boleh memegang dan membaca al-Qur’an sekalipun tanpa berwudhu’.


[3] Demikian juga keterangan beberapa sahabat dan tabi‘in sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir al-Thabari dalam Jamii al-Bayan (Dar al-Fikr, Beirut 1999), riwayat no: 25955 – 25970. Lihat juga al-Mawardi - Al-Nukatu wa al-‘Uyun (Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut), jld. 5, ms. 463-464.


[4] Dha‘if: Hadis daripada ‘Abd Allah ibn Umar radhiallahu 'anh, dikeluarkan oleh al-Tirmizi, Ibn Majah, al-Daruquthni dan lain-lain. Ia memiliki 3 jalan periwayatan yang semuanya dha‘if. Shaikh al-Albani tidak menjadikannya penguat antara satu sama lain manakala Badri ‘Abd al-Samad berpendapat ia saling menguat sehingga dapat diangkat ke taraf hasan (hasan lighairihi). Lihat Irwa al-Ghaleel fi Takhrij Ahadith Manar al-Sabil (Maktabah al-Islami, Beirut), hadis no: 192 dan al-Ittihaf bi Takhrij Ahadith al-Isyraf, jld 1, ms 83-84.


[5] Majmu’ Syarh al-Muhazzab (Dar Ihya’ al-Turath al-Arabi, Beirut 2001), jld. 2, ms. 123-125 (Kitab Taharah, Bab Apa yang mewajibkan mandi, Bab Hukum terhadap 3 perkara).


[6] Lihat Majmu Syarh al-Muhazzab jld. 2, ms. 267-268 (Kitab Haid, berkata al-Musannif: “Dan dilarang atasnya membaca Qur’an….”).


[7] Lihat al-Kasani – al-Bada‘i al-Sona‘i (Dar al-Kitab al-Arabi, Beirut 1982), jld. 1, ms. 38 (Bab permasalahan adab-adab wudhu’).


[8] Sahih: Ringkasan hadis yang dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim, lihat al-Lu’ Lu’ wa al-Marjan (Fu‘ad Abdul Baqi; Dar al-Salam, Riyadh 1995) – hadis no: 210.


[9] Majmu al-Fatawa (Dar al-Wafa’, Kaherah 2001), jld. 26, ms. 191. Lihat juga pembahasan Ibn Hazm dalam al-Muhalla (Dar Ihya’ al-Turath al-Arabi, Beirut), jld. 1, ms. 78-85 (Masalah no: 116: Membaca al-Qur’an dan bersujud dan menyentuh mushaf).
http://neniy.multiply.com/journal/item/33

Senin, 05 Juli 2010

nasihat memilih istri

Sedih aku. Kenapa ada ikhwan yang menolak akhwat hanya gara-gara fisik?! Padahal akhwat itu baik, cerdas, faham agama pula. Pokoknya insya Allah ia sholihah, tapi kenapa ada ikhwan yang menolaknya hanya gara-gara dia tidak cantik?!

Mereka, para ikhwan yang mementingkan kecantikan itu, mungkin beralasan dengan berkata bahwa cantik kan termasuk di dalam syarat-syarat wanita untuk dinikahi?! Mereka pun mungkin akan bilang bahwa haditsnya shahih lho! Tapi sayang, mungkin mereka nggak baca sampai akhir kalimat bahwa memilih wanita yang baik agamanya itu lebih selamat!

Mereka mungkin terus bilang, kalau mencari istri yang baik agamanya yang kebetulan cantik boleh khaaan?! Ya memang boleh, tapi pas kebetulan nggak cantik langsung di tolak khaaan?!

***

Ah, andai saja mereka tahu bahwa di zaman sekarang ini orang yang kaya itu akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Dan istri yang hebat di zaman ini adalah yang sanggup hidup miskin. Dan istri yang bijak di zaman ini adalah yang sanggup hidup kaya. Semua kan bisa bilang ‘saya siap hidup susah’ tapi dia nggak akan sanggup kalau nggak hebat. Semua juga siap hidup enak tapi dia akan bangkrut kalau nggak bijak.

Andai saja mereka tahu bahwa istri yang hebat dan bijak itu hanya ada pada istri yang sholihah. Dia lah yang qanaah, yang sanggup hidup dalam keadaan apapun yang diberikan suaminya kepadanya. Dia akan merasa cukup atas apa yang ada. Dan akan bersyukur atas kehidupan yang menyenangkan seperti dia akan bersabar atas kehidupan yang menyusahkan.

***

Mungkin para ikhwan itu hanya memaknai wanita yang baik agamanya itu sebagai wanita yang pakai jilbab panjang dan manis kalau tersenyum. Yang mungkin dari jilbab wanita tersebut mereka bisa menilai bahwa ia faham agama, dan dari senyumannya mungkin mereka bisa menilai bawa ia baik akhlaknya. Tapi mereka tidak tahu bahwa panjangnya jilbab dan manisnya senyuman hanyalah apa yang tampak di luar, sedangkan yang tidak tampak akan mereka ketahui setelah menikah.

Mereka akan tahu istri mereka sebenarnya ketika mereka sudah serumah dengannya, bukan di rumah orang tua ataupun di rumah mertua. Karena di rumah sendiri akan tampaklah seorang istri itu sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai anak orangtuanya yang manja dan selalu diturutkan keinginannya, ataupun sebagai menantu yang rajin dan akan selalu menampakkan kebaikan kepada mertuanya.

Mungkin sebaiknyalah orang-orang yang sudah menikah itu tinggal di rumahnya sendiri, walaupun harus kontrak atau kredit. Karena di rumah itu akan tampaklah sifat asli istri dalam menyikapi hidup yang diberikan suaminya kepadanya. Mereka akan tahu apakah jilbab isteri mereka membuktikan kefahamannya dalam agama, dan apakah manis senyuman mereka membuktikan kebaikan akhlaknya. Tetap dia pakaikah jilbab yang panjang itu ketika terik matahari panas menghujam?! Tetap adakah senyuman manis itu ketika lebat turunnya hujan?!

***

Isteri yang sholihah, dialah yang qanaah.
Yang tahu hari tak selalu cerah tapi dia tak berubah.

Istri yang sholihah itu tidak harus kaya, kalau pun kaya Alhamdulillah.
Dia juga tidak harus cantik, kalau pun cantik itu hadiah.

Isteri yang sholihah itu adalah yang qana’ah, senangnya berada di rumah.
Keluar rumah hanya dengan suaminya atau setidaknya dengan izinnya.
Dia tahu barang-barang telah mengalami kenaikan harga,
dan tidak menyusahkan suaminya dengan segala tuntutannya.

Ada juga memang wanita yang bekerja di luar rumah,
tapi yang sholihah, dia mau berhenti kerja kalau suaminya memerintahkannya,
dan tetap bekerja kalau suaminya meridhoinya.

***

Kau mungkin bingung bagaimana mungkin mendapatkan wanita shalihah
sementara sedari tadi aku terus berkata yang shalihah adalah yang qanaah,
sedangkan qanaah itu tidak tampak di mata.

Yang jelas, nggak usah muluk-muluk cari yang cantik,
karena yang cantik seperti bintang di langit.
Mungkin dia mudah ditemukan, bahkan di gelap malam,
tetapi sadarilah dia tak mudah dijangkau tangan.
Ketika itu pun kau mungkin melihatnya berkilauan,
tetapi sadarilah ketika siang dia menghilang.

Isteri yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia senang berada,
menjaga diri dan tak mudah digoda.

Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya.

***

“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah.” [Hadits Riwayat Ibn Majah]



http://mutiarasuamiku.wordpress.com/2006/12/26/nasehat-memilih-istri/

hadits

Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam bersabda yang bermaksud: “Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan bercakap dengan mereka di hari kiamat, tidak menganggap mereka sebagai orang yang bersih, tidak melihat kepada mereka, dan mereka akan dimasukkan ke dalam neraka dengan azab yang sangat pedih. Mereka ialah orang tua yang berzina, raja atau pemimpin yang suka berbohong dan orang miskin yang sombong”. Riwayat Muslim

nasihat untuk wanita sadarkan hasan basri

Minggu, 02 Mei 2010

aku ingin memberi kabar gembira untuk keluargaku

saudaraku,
Setiap orang pasti punya harapan. Pasti memiliki keinginan. Tapi harapan dan keinginan setiap orang, mungkin saja berbeda. Perbedaan itu terkait dengan banyak hal. Bisa karena lingkungan tempat orang itu berada, bisa tergantung pada pola pikir yang terbentuk dalam dirinya, juga bisa karena pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Maka, bila kita ingin menjawab pertanyaan, “Apa yang menjadi cita-cita terbesar kita dalam hidup ini?”, Jawabannya terkait dengan tiga faktor tadi; lingkungan, pola pikir dan orang-orang sekitar kita. Orang yang secara ekonomi merasa begitu menderita, umumnya bercita-cita ingin menjadi kaya, memiliki rumah besar dan kendaraan. Orang yang sedang sakit dan lama terbaring di atas kasur, umumnya berharap agar penyakitnya sembuh dan ia bisa bebas bergerak lagi, lalu bisa menikmati makanan enak dan tidur nyenyak. Andai kita mengajukan pertanyaan yang sama kepada orang yang hartanya berkecukupan, biasanya ia berharap agar hartanya terus bertambah sampai menjadi orang paling kaya. Meski pada kenyataannya, harapan duniawi itu tak akan pernah membuat orang kenyang dan selalu menjadikan manusia bertambah dahaga.

Saudaraku,
Setiap orang, pasti sangat ingin cita-cita dan harapannya menjadi nyata. Tapi, ada sebagian orang yang sudah tidak mungkin lagi berharap keinginan mereka itu terwujud. Mereka tidak mempunyai kesempatan lagi untuk berusaha, berbuat, melakukan sebab apapun untuk bisa mencapai harapan dan cita-
citanya. Siapakah mereka? Kenapa mereka tak mungkin lagi berupaya menggapai keinginannya? Lalu, mungkinkah kita bisa membantu mereka mewujudkan harapan mereka?

Saudaraku,
Mereka orang-orang yang sudah pergi meninggal dunia. Mereka, orang-orang yang telah wafat dan dikembalikan ruhnya kepada Allah swt.. ..Laa haula walaa quwwata illaa billaah... Tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah...
Mari kita membicarakan kelompok yang sering dilupakan ini. Agar kita mengetahui bagaimana sebenarnya, keinginan orang-orang yang telah ditentukan tempat akhirnya di surga atau neraka. Mereka orang-orang yang telah menyaksikan para Malaikat, yang telah melihat langsung hal-hal yang semula ghaib,
yang sudah meyakini hakikat dunia dan hakikat akhirat, yang merasakan detik demi detik penantian sebelum mereka dibangkitkan. Apa saja daftar harapan dan keinginan mereka?

Saudaraku,
Di antara mereka, ada para shalihiin. Orang-orang yang telah mengisi waktu hidupnya dengan amal-amal shalih. Saat ruhnya dipanggil oleh Allah swt, ia sangat berharap untuk segera dan mempercepat perjalanannya menuju liang kubur. Ia ingin sekali segera menjumpai tempat pemakamannya yang lapangdan menenangkan. Perhatikanlah saudaraku, bagaimana hadits yang disampaikan dari Abi Sa ’id Al Khudri radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ketika jenazah diletakkan dan dibawa di atas punggung orang-orang yang memikulnya. Jika ia merupakan jenazah orang shalih, ia akan berkata, “Percepatlah.. percepatlah.. Tapi jika jenazah itu bukan dari golongan orang shalih, ia berkata, “Aduh, kemana mereka akan bawa jenazah ini?” Semua mendengar perkataan itu kecuali manusia. Andai manusia mendengarnya, niscaya ia bisa jatuh pingsan.” (HR.Bukhari).

Saudaraku,
Seperti itu sepintas harapan yang keluar dari orang-orang mati. Dan peristiwanya memang belum berakhir. Harapan-harapan mereka masih terus terungkap. Bagi orang-orang shalih, saat pertama kali dimasukkan ke dalam liang kubur, itu adalah saat pertama memperoleh kabar gembira tentang surga. Ia bahkan telah dikaruniai Allah untuk melihat kedudukannya di surga. Maka, ia sama sekali tak ingin kembali ke dunia. Ia justeru berharap agar hari kebangkitan segera datang dan ia bisa merasakan langsung kenikmatan yang ditunggu-tunggu itu.
Inilah yang disabdakan Rasulullah saw, bahwa ketika seorang mukmin menjawab pertanyaan dua Malaikat di dalam kuburnya, terdengarlah seruan dari langit “Jika hamba-Ku benar, selimutilah ia dengan selimut dari surga, beri pakaian untuknya dengan pakaian dari surga, bukakan di hadapannya pintu menuju surga. Lalu ia bisa mencium wangi dan harumnya surga. Kuburnya akan dijadikan luas sepanjang ia memandang. Ia lalu didatangi seorang yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan harum. Orang itu berkata, “Berbahagialah dengan sesuatu yang akan memudahkanmu .Ini adalah harimu yang telah dijanjikan. ” Si mayit berkata,, “Siapa kamu? Wajahmu adalah wajah yang mendatangkan kebaikan.” Orang itu mengatakan,, “Aku adalah amal shalihmu.” Ketika itulah, si mayit berkata, “Ya Rabb..percepatlah hari kiamat. Ya Rabb...percepatlah hari kiamat .Agar aku bisa bertemu dengan keluarga dan hartaku...” (HR.Abu Daud).

Saudaraku,
Bukan hanya itu kebahagiaan mereka. Seorang shalih, bahkan sangat ingin kembali ke dunia dan memberitahukan keluarganya yang masih hidup. Perhatikanlah saudaraku, Bagaimana keinginan itu digambarkan dalam hadits Rasulullah saw. “Jika seorang Mukmin melihat keluasan yang diberikan Allah un-
tuknya di dalam kuburnya, ia mengatakan, “Biarkan aku pergi untuk memberitakan kabar gembira kepada keluargaku.” Lalu dikatakanlah kepadanya : “Tenanglah...” (HR.Ahmad)

Saudaraku,
Rasakanlah getar suka cita dan kebahagiaan yang menyergap perasaan orang-orang shalih itu, saat pertama mereka berada di alam kubur. Mereka, sangat ingin diberi kesempatan bertemu dengan keluarga yang ditinggalkan untuk menyampaikan kebahagiaan yang mereka rasakan. Mereka, merindukan keluarga yang ditinggalkannya agar mengetahui keadaan mereka saat itu. Mereka ingin keluarga yang telah menemaninya hidup dalam keshalihan, turut berbahagia dengan keadaanyang dialaminya.

Saudaraku,
Akankah kita akan merasakan kebahagiaan
seperti mereka?

Senin, 08 Maret 2010

surat kecil untuk Tuhan

Bismillah,,,

Ya Alloh yang Maha segalanya tiada batasnya, kini aku hambaMu yang kecil dan hina ini memohon lagi kepada yang sebelumnya tak henti2nya aku selalu memohon tiada puasnya, ya Alloh aku hanya lah manusia biasa, aku ingin Engkau memgampuni aku yang selalu melakukan khilaf dan salah, mungkin aku tak pantas memohon kpdMu karena tak terhitung lagi kslhn yang aku pebuat, namun harus kemana lagi?hanyalah Engkau yang bisa memberiku segalanya, tak ada yang lain. Ya Alloh dari usiaku aku termasuk dalam usia dewasa, namun itu tak berbanding lurus dgn jiwaku, walau usia telah mendewasakanku namun aku tetap bersifat kanak2 yang ku jalani tanpa sadar, aku selalu merepotkan dan merugikan orang lain, sungguh ini sangat menggangguku.
Ya Alloh beri aku kekuatan dari segala ujian yang menderaku yang Engkau berikan padaku, ya Alloh jauhkanlah penyakit yang ada dalam tubuhku ini jika itu baik bagiMu, namun bila itu tak baik bagiMu, ku serahkan semua padaMu aku pasrah. Namun aku belum siap meninggalkan semua di dunia ini, karena begitu banyak dosa yang aku bawa, sungguh idzinkanlah aku untuk memperbaiki semua dalam diriku ini aku tidak akan kuat menerima siksaMu nanti, sungguh idzinkanlah ya Alloh,,,
Ya robb semesta alam, jadikanlah ni’mat dariMu ini menjadi ladang untukku bersyukur, kerena sungguh begitu munafik jika aku tak mensyukuri semua ini yang tak mungkin makhluk lain bisa memberikan kpadaku selain Engkau memberi ni’mat yang tak ada batas dan tak ada duanya.
Ya Alloh orang tuaku adalah pelipur dalam hidupku, penggantiMu didunia ini, begitu banyak jasa merka dalam hidupku, yang tak mungkin aku bisa membalasnya walau dengan materi yang sangat banyak menggunung tinggi, tak mungkin pernah bisa membalas dan mengganti jasa mereka selama ini sampai aku dewasa kini begitu banyak aku membuat mereka sakit hati dan tertatih2 menghadapiku yang selalu membuat kesalahan.maafkan aku ayah ibuku, dan terima kasih tak henti2nya ku ucapkan kepada kalian. Ya Alloh cintailah mereka, ampuni mereka, bahagiakan mereka, jagalah mereka, pertemukan kami nanti di syurgaMu yang abadi, yang dibawahnya mengalir sungai2.
Ya Alloh, saudaraku adlah bagian dari cintaku, cintailah mereka lebih, melebihi cintaku kpd mereka, berikan mereka kemudahan dan selalu jagalah mereka dengan sebaik2 penjagaanMu, ya Alloh sampaikan maafku kpd mereka, sering kali aku membuat mereka lelah dalam kemarahan, sering kali meremehkan dan banyak lagi yang aku lakukan yang merugikan mereka.
Ya Alloh maafkanlah aku yang tak sempurna mencintaiMu, aku masih sering menduakan cintaMu, sungguh maafkan aku dengan AmpunanMu,,,
Aku ingin berubah mnjadi yang lebih baik, idzinkan aku,,,,

Rabu, 03 Maret 2010

penemuan terbaru

Belum lama berselang, tepatnya tanggal 5 Juni yang lalu, suatu berita
besar iptek muncul dari sebuah konperensi fisika “Neutrino 98″ yang
berlangsung di Jepang. Neutrino, salah satu partikel dasar yang jauh lebih
kecil daripada elektron, ternyata memiliki massa, demikian laporan dari
suatu tim internasional yang tergabung dalam eksperimen
Super-Kamiokande. Tim ahli-ahli fisika yang terdiri dari kurang lebih 120 orang dari
berbagai negara termasuk AS, Jepang, Jerman, dan Polandia tersebut
melakukan penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan selama setahun oleh
sebuah laboratorium penelitian neutrino bawah tanah di Jepang.

Jika laporan ini terbukti benar dan dapat dikonfirmasi kembali oleh tim
lainnya maka akan membawa dampak yang sangat luas terhadap beberapa
teori fisika, terutama pembahasan mengenai interaksi partikel dasar, teori
asal mula daripada alam semesta ini serta problema kehilangan massa
(missing mass problem) maupun teori neutrino matahari.

Neutrino, atau neutron kecil, adalah suatu nama yang diberikan oleh
fisikawan dan pemenang hadiah Nobel terkenal dari Jerman: Wolfgang Pauli.
Neutrino adalah partikel yang sangat menarik perhatian para fisikawan
karena kemisteriusannya. Neutrino juga merupakan salah satu bangunan
dasar daripada alam semesta yang bersama-sama dengan elektron, muon, dan
tau, termasuk dalam suatu kelas partikel yang disebut lepton. Lepton
bersama-sama dengan enam jenis partikel quark adalah pembentuk dasar semua
benda di alam semesta ini.

Ditemukan secara eksperimental pada tahun 1956 (dalam bentuk anti
partikel) oleh Fred Reines (pemenang Nobel fisika tahun 1995) dan Clyde
Cowan, neutrino terdiri dari 3 rasa (flavor), yakni: neutrino elektron,
neutrino mu dan neutrino tau. Neutrino tidak memiliki muatan listrik dan
selama ini dianggap tidak memiliki berat, namun neutrino memiliki
antipartikel yang disebut antineutrino. Partikel ini memiliki keunikan karena
sangat enggan untuk berinteraksi. Sebagai akibatnya, neutrino dengan
mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat sulit untuk
dideteksi.

Diperkirakan neutrino dalam jumlah banyak terlepas dari hasil reaksi
inti pada matahari kita dan karenanya diharapkan dapat dideteksi pada
laboratorium di bumi. Untuk mengurangi pengaruh distorsi dari sinar
kosmis, detektor neutrino perlu ditaruh di bawah tanah. Dengan mempergunakan
tangki air sebanyak 50 ribu ton dan dilengkapi dengan tabung foto
(photomultiplier tube) sebanyak 13 ribu buah, tim Kamiokande ini menemukan
bahwa neutrino dapat berosilasi atau berganti rasa. Karena bisa
berosilasi maka disimpulkan bahwa neutrino sebenarnya memiliki massa.

Penemuan ini sangat kontroversial karena teori fisika yang selama ini
kerap dipandang sebagai teori dasar interaksi partikel, yakni disebut
teori model standard, meramalkan bahwa neutrino sama sekali tidak
bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti benar maka boleh jadi akan
membuat teori model standard tersebut harus dikoreksi.

Penemuan neutrino bermassa juga mengusik bidang fisika lainnya yakni
kosmologi. Penemuan ini diduga dapat menyelesaikan problem kehilangan
massa pada alam semesta kita ini (missing mass problem). Telah sejak lama
para ahli fisika selalu dihantui dengan pertanyaan: Mengapa terdapat
perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta? Jika berat daripada
bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam lainnya
dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada berat
keseluruhan alam semesta.

Para ahli fisika menganggap bahwa terdapat massa yang hilang atau tidak
kelihatan. Selama ini para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel
unik yang menyebabkan selisih massa pada alam semesta. Namun teori
semacam ini memiliki kelemahan karena partikel unik yang diteorikan tersebut
belum pernah berhasil ditemukan.

Dari hasil penemuan tim Kamiokande ini dapat disimpulkan bahwa ternyata
partikel unik tersebut tidak lain daripada neutrino yang bermassa.

Menurut teori dentuman besar (Big Bang) alam semesta kita ini bermula
dari suatu titik panas luar biasa yang meledak dan terus berekspansi
hingga saat ini. Fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson (keduanya
kemudian memenangkan hadiah Nobel fisika tahun 1978) pada tahun 1965
menemukan sisa-sisa gelombang mikro peninggalan dentuman besar yang sekarang
telah mendingin hingga suhu sekitar 3 Kelvin. Namun salah satu hal yang
masih diperdebatkan adalah masalah ekspansi alam semesta itu sendiri.
Apakah hal ini akan terus menerus terjadi tanpa akhir? Penemuan neutrino
bermassa diharapkan akan bisa menjawab pertanyaan yang sulit ini.

Bayangkan suatu neutrino yang sama sekali tidak bermassa, seperti yang
diperkirakan selama ini. Gaya gravitasi tentu tidak akan berpengaruh
sama sekali pada partikel yang tidak memiliki berat. Namun apa yang
terjadi jika neutrino ternyata memiliki berat? Dalam jumlah yang amat sangat
banyak neutrino-neutrino ini tentu akan bisa mempengaruhi ekspansi alam
semesta. Tampaknya ada kemungkinan ekspansi alam semesta suatu saat
akan terhenti dan terjadi kontraksi atau penciutan kembali jika ternyata
neutrino memiliki massa.

Terakhir masih ada satu lagi problem fisika yang akan diusik oleh hasil
penemuan ini yaitu problem neutrino matahari, dimana terjadi selisih
jumlah perhitungan dan pengamatan neutrino yang dihasilkan oleh matahari
kita.

Untuk keabsahan penemuan ini tim internasional dari eksperimen super
Kamiokande dalam laporannya juga mengajak tim-tim saintis lainnya untuk
mengkonfirmasi penemuan mereka. Namun menurut pengalaman di masa lalu,
laporan osilasi neutrino dan neutrino bermassa selalu kontroversi dan
jarang bisa dikonfirmasi kembali.

Untuk sementara ini para ahli harus sabar menunggu karena eksperimen
semacam ini hanya bisa dilakukan oleh segelintir eksperimen saja di
seluruh dunia. Yang pasti jika hasil penemuan ini memang nantinya terbukti
benar maka jelas dampaknya akan sangat terasa pada beberapa teori fisika
modern.

Senin, 01 Maret 2010

aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh, dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa muhammad adalah rosululloh."hai org2 yang beriman bertaqwalah kpd Alloh, sebenar2 taqwa kpdNya, dan jgnlah sekali2 kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam"(QS Ali-Imran :102)

Minggu, 21 Februari 2010

Selasa, 16 Februari 2010


baghdad batteray
Baghdad Battery merupakan salah satu artifak kuno yang paling membingungkan para ilmuwan maupun arkeolog. Pada tahun 1930 silam ,pada sebidang makam kuno di luar Bagdad (Khujut Rabula), beberapa arkeolog yang melakukan penggalian disana menemukan sebuah artifak yang diduga merupakan satu set baterai kimia yang usianya telah mencapai 2000 tahun lebih.

Arifak aneh tersebut terdiri atas sebuah silinder tembaga, batang besi serta aspal yang disusun sedemikian rupa dalam sebuah jambangan kecil (tinggi 14 cm, diameter 8 cm) yang terbuat dari tanah liat. Setelah para ahli merekaulang memang benar didapati bahwa artifak tsb merupakan sebuah baterai elektrik kuno.

Para peneliti berhasil memperoleh 1.5 voltmeter dari artifak batu baterai elektrik tsb, yang bekerja nonstop selama 18 hari dengan cara memasukkan cairan asam kedalam jambangannya.


Usia artifak baterai kuno ini diperkirakan berkisar 2.000 - 5.000 tahun, jauh sebelum Alessandro Volta (Italia) membuat baterai pertama kali pada tahun 1800 serta Michael Faraday (Inggris) menemukan induksi elektromagnetik dan hukum elektrolisis pada 1831 yang jarak penemuannya hingga kini mencapai sekitar 200 tahun lebih.

Temuan ini tentunya dapat merubah pandangan manusia masa kini akan kemajuan teknologi yang telah dicapai oleh peradaban manusia masa lalu. Nampaknya, aktifitas elektrik telah dikenal oleh manusia pada masa-masa itu. Tidak hanya bagdad battery saja yang menarik perhatian para ilmuan maupun arkeolog di seluruh dunia, namun terdapat beberapa artifak serupa yang diduga juga sebagai peralatan elektrik masa silam, seperti Dendeera Lamps, Assyrian Seal, maupun The coffin of Henettawy. Sebenarnya Dendeera lamps ini merupakan sebuah relief disebuah temple di Mesir yang menggambarkan seorang Pharaoh sedang menggenggam sebuah benda mirip dengan bola lampu lengkap dengan penggambaran kabel beserta catu dayanya.

Minggu, 14 Februari 2010

orang fisika yang ga bisa fisika

bissmillah,,
ya Alloh sy belum bisa fisika, berilah sy kemudahan, sy akan selalu berusaha,,,

Minggu, 24 Januari 2010

FrUsTaSi

Kenapa saya di uji??

Al-ankabut ayat 2 3..

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

3. Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Kenapa saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan??

AL-Baqoroh

216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.

Kenapa saya di uji seberat ini??

AL-BAqoroh

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Rasa frustasi??

AL-Imran

139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

Bagaimana saya harus menghadapinya???

AL-Baqoroh

45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

AL-Imran

200. Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

Apa yang saya dapat dr semua ini???

AT-Taubah

111. Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah;

Kepada siapa saya berharap??

AT-TAUBAH

129. Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiKu; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

Saya tidak dapat bertahan lagi

Yusuf

87. Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

AN-Nisa

86. Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.

Marilah kita berbenah dan terus berbenah…

Untuk mempersembahkan yang terbaik

Dalam masa hidup kita…

Dengan torehan kemuliaan dan semangat

Pantang menyerah..

Dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun

Selama Alloh SWT menjadi “just the one goal”

Insya Alloh akan bahagia sebagaimana

Do’a yang sering terlantun untuk kebahagiaan

Dunia dan akhirat….

Kamis, 21 Januari 2010

For The First

SOre ni ku n tmenq yang paling imuuuuut n lucuuuuu bngeet, the little Uyunsz di warnet,,,iseng2 nunaiin amanah nih si uyunz nya,,,,
Mumpung lagi liburan puanjang,,so,, iseng2 aja bikin blog,,
eh bukan iseng ding, insya Allah, mau dipake buat dakwah bi ilmi, baik ilmu agama ato ilmu fisika...